Selasa, 16 Oktober 2012

Resep: Anti galau dari yang tidak pernah galau

Leave a Comment

Tombo Ati - Moco quran sak maknane
Syair Tombo Ati adalah ciptaan Sunan Bonang, salah satu Wali Songo. Dahulu syair dengan bahasa Jawa tersebut seringkali ditembangkan oleh jamaah langgar (masjid kecil) di daerah Jawa Tengah dan Timur saat menanti iqomah tiba. Kini, syair tersebut kembali terkenal, terdengar melalui radio dan televisi, didendangkan dan diperkenalkan kembali oleh budayawan, vEmha Ainun Najib dan penyanyi lagu islami terkenal, Opick.

Tombo Ati iku limo perkorone
Kaping pisan moco Kuran lan maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang soleh kumpulono
Kaping papat wetengiro ingkang luwe
Kaping limo zikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo biso ngelakoni
Mugi-mugi Gusti Allah nyembatani


Syair tersebut penuh dengan nasihat dan petunjuk bagi orang-orang yang kehidupannya terasa dipenuhi dengan masalah. Tapi, sayang sekali maknanya yang dalam seringkali terlewatkan begitu saja. Walaupun dinyanyikan berulangulang oleh pengamen jalanan di bus dan angkutan umum dengan khidmat mendayu,untuk mengingatkan dan menasihati, kita – para penumpang, kerap terlena ,tenggelam dalam ‘masalah’ masing-masing.  Mendengar tapi seolah-olah tuli, banyak hati yang telah ditutup dan dikunci oleh Allah SWT sehingga tidak bisa lagi menerima petunjuk dari syair tersebut.

Terkait dengan hati, ada beberapa ayat Al-Quran dan Hadits berikut, yang maknanya adalah bahwa semua permasalahan manusia berpangkal dari hati (al-qalb).
"Sesungguhnya orang-orang kafir sama saja bagi mereka apakah kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan,mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup.Dan bagi mereka siksa yang amat berat." (QS Al-Baqarah: 6-7).

Sesuai dengan artinya, al-qalb adalah bolak-balik – gampang berubah ,senantiasa berkembang, dan pasangsurut, sehingga hati perlu dijaga dengan baik. Jika tidak, hati akan berubah menjadi sakit (al-qalb al-maridh), bahkan hati bisa menjadi mati, yang mengeras melebihi kerasnya batu. Seperti yang diterangkan dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 74, Allah SWT berfirman:
"Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kalian kerjakan."

Rasulullah SAW bersabda: "Dalam tubuh manusia ada segumpal daging,apabila ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya; dan jika ia rusak, maka rusak  pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah, itulah hati." (HR. Bukhori).

Ayat dan Hadist tersebut menjelaskan kenapa dalam masyarakat modern begitu banyak manusia yang memiliki pikiran cerdas, tetapi akhirnya menjadi orang gagal, menjadi orang yang bermasalah. Itu karena mereka memiliki hati yang sakit. Kemampuan indera yang ada di dalam hatinya menjadi lemah, hati tidak bisa melihat lagi sesuatu dalam bentuk yang sebenarnya, hati menjadi galau dan risau. Dan yang lebih fatal, hati menjadi mati, menjadi buta, tuli, bisu, dan lumpuh. Tidak bisa lagi membedakan antara kebenaran, kesesatan, ketakwaan, kemaksiatan, dan lain sebagainya.

Untuk mengkaji permasalahan hati dalam sudut pandang Islam, pada bulan Oktober lalu, di Surau Baitul Amin (SBA),Bojongsari, Depok, diadakan pembahasan Al-Quran dengan metode tematik. Tema yang diketengahkan adalah ‘Tombo Ati’, atau obat hati. Dalam kesempatan tersebut, Pimpinan Yayasan Prof. DR. H. Kadirun Yahya (YDPKY), Al Mukarrom Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH, menyampaikan, "Semua persoalan, apakah mahasiwa yang drop out, orang kantor yang bermasalah, dan lain-lain, itu semua terjadi karena hatinya galau,hatinya risau."

Selanjutnya Ketua YDPKY mengutip sebuah riwayat sahabat Rasulullah SAW yang bernama Ibnu Mas'ud, salah satu orang yang pertama masuk Islam.
Pada suatu ketika datanglah seseorang kepada sahabat tersebut meminta nasehat, katanya: "Wahai Ibnu Mas’ud,berilah nasehat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang gelisah. Dalam beberapa hari ini, aku merasa tidak tenteram, jiwaku gelisah dan fikiranku kusut, makan tak enak, tidurpun tak nyenyak.”

Maka Ibnu Mas’ud menasehatinya, katanya: ”Kalau penyakit itu yang menimpamu,maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu ketempat orang membaca Al Quran, engkau baca Al Quran atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya; atau engkau pergi ke pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah; atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, disana engkau berkhalwat menyembah Allah, umpama di waktu tengah malam buta, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, meminta dan memohon kepada Allah ketenangan jiwa, ketentraman pikiran dan kemurnian hati. Seandainya jiwamu belum juga terobati dengan cara ini, engkau minta kepada Allah, agar diberi-Nya hati yang lain, sebab hati yang kamu pakai itu, bukan lagi hatimu." Itulah yang kemudian dibuat syairnya oleh  Sunan Bonang dalam tembang Tombo Ati (Obat Hati).

Untuk mengobati hati yang galau, Pimpinan Yayasan memisalkan hati yang sakit seperti kegelapan, dan untuk menghilangkannya beliau mengajak untuk menyalakan lampu. Manusia harus melepaskan kegalauan hatinya, yaitu dengan mempraktekan syair  Tombo Ati dalam kehidupan, sehingga menjadi obat bagi berbagai penyakit hati yang mudah hinggap.
Obat hati itu ada lima macam
Nomor satu, membaca Al Quran dengan maknanya
Nomor dua, sholat malam dirikanlah
Nomor tiga, berkumpullah dengan orang sholeh
Nomor empat, perutmu dilaparkan/perbanyaklah berpuasa
Nomor lima, dzikir malam perpanjanglah
Semoga dengan melakukan salah satunya; yang akan dibahas satu persatu dalam tulisan Mozaik edisi-edisi berikutnya,Insya Allah Yang Maha Kuasa memberkati kita semua. Aamiin Ya Robbal ‘Aalamiin. [NAV/ASD/RH]

Sumber: http://baitulamin.org/mozaik-surau/tutur-tinular/184-solusi-bagi-hati-yang-galau.html

0 komentar:

Posting Komentar