Sesama muslim adalah bersaudara, seperti tubuh yang satu dan seperti
satu bangunan yang kokoh dan saling mendukung antar bagiannya.
Pergaulan sesama muslim dibalut dengan ukhuwah islamiyah. Derajat-derajat ukhuwah islamiyah adalah:
1) salamatus shadr wal lisan wal yad,
2) yuhibbu liakhihi maa yuhibbu linafsih, dan
3) iitsaar.
Ada banyak hak saudara kita atas diri kita, diantaranya sebagaimana dalam hadits Nabi:
1) jika diberi salam hendaknya menjawab,
2) jika ada yang bersin hendaknya kita doakan,
3) jika diundang hendaknya menghadirinya,
4) jika ada yang sakit hendaknya kita jenguk,
5) jika ada yang meninggal hendaknya kita sholatkan dan kita antar ke pemakamannya,
6) jika dimintai nasihat hendaknya kita memberikannya.
Juga: tidak meng-ghibah saudara kita, tidak memfitnahnya, tidak
menyebarkan aibnya, berusaha membantu dan meringankan bebannya, dan
sebagainya. Jika kamu mencintai saudaramu, ungkapkan. Hadiah juga bisa
menumbuhkan rasa cinta diantara kita.Jangan mudah mengkafirkan sesama
muslim kecuali jika ada sebab yang benar-benar jelas dan jelas.
Bersikap santun dan lemah lembut kepada ibu dan bapak, terutama jika
telah lanjut usianya. Jangan berkata uff kepada keduanya. Terhadap
keluarga, hendaknya kita senantiasa saling mengingatkan untuk tetap taat
kepada ajaran Islam. Sebagaimana Nabi telah melakukannya kepada Ahlu
Bait. Dan Allah berfirman: Quu anfusakum wa ahliikum naara.
Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya. Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang
sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan wajib bagi setiap manusia yang
“masih hidup” di dunia ini. Sungguh menjadi sesuatu yang aneh atau
bahkan sangat langka, jika ada orang yang mampu hidup sendiri. Karena
memang begitulah fitrah manusia. Manusia membutuhkan kehadiran orang
lain dalam kehidupannya.
Tidak ada mahluk yang sama seratus persen di dunia ini. Semuanya
diciptakan Allah berbeda-beda. Meski ada persamaan, tapi tetap semuanya
berbeda. Begitu halnya dengan manusia. Lima milyar lebih manusia di
dunia ini memiliki ciri, sifat, karakter, dan bentuk khas. Karena
perbedaan itulah, maka sangat wajar ketika nantinya dalam bergaul sesama
manusia akan terjadi banyak perbedaan sifat, karakter, maupun tingkah
laku. Allah mencipatakan kita dengan segala perbedaannya sebagai wujud
keagungan dan kekuasaan-Nya.
Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk
bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah
itu merupakan hal yang wajar, sehingga kita dapat menyikapi perbedaan
tersebut dengan sikap yang wajar dan adil. Karena bisa jadi sesuatu yang
tadinya kecil, tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi hal yang
besar. Itulah perbedaan. Tak ada yang dapat membedakan kita dengan orang
lain, kecuali karena ketakwaannya kepada Allah SWT (QS. Al_Hujurat <49>:13)
Perbedaan bangsa, suku, bahasa, adat, dan kebiasaan menjadi satu
paket ketika Allah menciptakan manusia, sehingga manusia dapat saling
mengenal satu sama lainnya. Sekali lagi . tak ada yang dapat membedakan
kecuali ketakwaannya.
Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu kita tumbuh kembangkan agar
pergaulan kita dengan sesama muslim menjadi sesuatu yang indah sehingga
mewujudkan ukhuwah islamiyah. Tiga kunci utama untuk mewujudkannya yaitu
ta’aruf, tafahum, dan ta’awun. Inilah tiga kunci utama yang harus kita
lakukan dalam pergaulan. Ta’aruf atau saling mengenal menjadi suatu yang
wajib ketika kita akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan
orang lain. Dengan ta’aruf kita dapat membedakan sifat, kesukuan, agama,
kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang. Tafahum
atau memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan ketika
kita bergaul dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang pastikan
kita tahu juga semua yang ia sukai dan yang ia benci. Inilah bagian
terpenting dalam pergaulan.
Dengan memahami kita dapat memilah dan
memilih siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan siapa yang harus
kita jauhi, karena mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan
sangat ditentukan oleh agama teman dekat kita. Masih ingat ,”Bergaul
dengan orang shalih ibarat bergaul dengan penjual minyak wangi, yang
selalu memberi aroma yang harum setiap kita bersama dengannya. Sedang
bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul dengan tukang pandai besi yang
akan memberikan bau asap besi ketika kita bersamanya.” Tak dapat
dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan
banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga
sebaliknya, ketika kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti
akan membawa kepada keburukan perilaku (akhlakul majmumah). Setelah
mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika belum tumbuh sikap
ta’awun (saling menolong). Karena inilah sesungguhnya yang akan
menumbuhkan rasa cinta pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam
sangat menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan
dan takwa. Rasullulloh SAW telah mengatakan bahwa bukan termasuk
umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang lain.
Ta’aruf, tafahum , dan ta’awun telah menjadi bagian penting yang harus
kita lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan
ikhlas karena Allah. Ikhlas harus menjadi sesuatu yang utama, termasuk
ketika kita mengenal, memahami, dan saling menolong. Selain itu,
tumbuhkan rasa cinta dan benci karena Allah. Karena cinta dan benci
karena Allah akan mendatangkan keridhaan Allah dan seluruh makhluknya.
Adapun syarat-syarat persahabatan dalam Islam adalah sebagai berikut.
1.Kemurnian persahabatan dan memilih orang yang memenuhi kriteria
a. Berakal sehat
b.Beragama dengan benar
c. Berakhlak terpuji
2.Menghindari persahabatan dengan orang bodoh dan orang fasik.
3.Ikhlas dalam persahabatan semata-mata untuk mencari ridho Allah.
4. Menyampaikan rasa cinta kepada sahabat karena Allah agar persahabatannya menjadi semakin erat.
5.Berkenalan sebelum bersahabat.
6.Memperlakukan sahabat seperti diri sendiri dalam cinta dan kebaikan.
7.Memperbanyak tawashul, saling menasihati, saling berbuat baik, dan saling berkunjung karena Allah.
8.Bersegera dalam menolong sahabat baik dengan diri maupun harta untuk melepaskan kesulitan yang menimpa sahabat.
9.Berlaku adil dalam mencintai, tidak berlebih-lebihan dalam memuji,
bersikap wajar dalam bermu’amalah, serta senantiasa menjunjung syari’at
dalam bermukholathoh.
10. Saling memberikan hadiah pada even-even tertentu.
11. Memulai sapaan dengan salam dan menjabat tangannya setiap kali bertemu.
12. Menghindari caci maki, ghibah, hasad, kebencian, dan buruk sangka.
13. Menjaga rahasia yang tersimpan dalam persahabatan dan tidak menyebarkannya.
14. Menunaikan hak-hak sahabat. Hak-hak sahabat itu sangat banyak.
Seorang ulama’ mengatakan bahwa adab seseorang dengan saudaranya adalah
tidak berburuk sangka, tidak menzhaliminya,mendoakannya, meminta doa
darinya, bersabar dalam persahabatan
Referensi: http://mentoringsma11jogja.wordpress.com/2010/08/24/materi-mentoring-jumat-27-agustus-2010/#more-19
0 komentar:
Posting Komentar