Jumat, 12 Oktober 2012

Indahnya menyemai ukhuwah islamiyah

Leave a Comment
Sesama muslim adalah bersaudara, seperti tubuh yang satu dan seperti satu bangunan yang kokoh dan saling mendukung antar bagiannya.
Pergaulan sesama muslim dibalut dengan ukhuwah islamiyah. Derajat-derajat ukhuwah islamiyah adalah:

1) salamatus shadr wal lisan wal yad,
2) yuhibbu liakhihi maa yuhibbu linafsih, dan
3) iitsaar.




Ada banyak hak saudara kita atas diri kita, diantaranya sebagaimana dalam hadits Nabi:
1) jika diberi salam hendaknya menjawab,
2) jika ada yang bersin hendaknya kita doakan,
3) jika diundang hendaknya menghadirinya,
4) jika ada yang sakit hendaknya kita jenguk,
5) jika ada yang meninggal hendaknya kita sholatkan dan kita antar ke pemakamannya,
6) jika dimintai nasihat hendaknya kita memberikannya.

Juga: tidak meng-ghibah saudara kita, tidak memfitnahnya, tidak menyebarkan aibnya, berusaha membantu dan meringankan bebannya, dan sebagainya. Jika kamu mencintai saudaramu, ungkapkan. Hadiah juga bisa menumbuhkan rasa cinta diantara kita.Jangan mudah mengkafirkan sesama muslim kecuali jika ada sebab yang benar-benar jelas dan jelas.
Bersikap santun dan lemah lembut kepada ibu dan bapak, terutama jika telah lanjut usianya. Jangan berkata uff kepada keduanya. Terhadap keluarga, hendaknya kita senantiasa saling mengingatkan untuk tetap taat kepada ajaran Islam. Sebagaimana Nabi telah melakukannya kepada Ahlu Bait. Dan Allah berfirman: Quu anfusakum wa ahliikum naara.

Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan wajib bagi setiap manusia yang “masih hidup” di dunia ini. Sungguh menjadi sesuatu yang aneh atau bahkan sangat langka, jika ada orang yang mampu hidup sendiri. Karena memang begitulah fitrah manusia. Manusia membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupannya.

Tidak ada mahluk yang sama seratus persen di dunia ini. Semuanya diciptakan Allah berbeda-beda. Meski ada persamaan, tapi tetap semuanya berbeda. Begitu halnya dengan manusia. Lima milyar lebih manusia di dunia ini memiliki ciri, sifat, karakter, dan bentuk khas. Karena perbedaan itulah, maka sangat wajar ketika nantinya dalam bergaul sesama manusia akan terjadi banyak perbedaan sifat, karakter, maupun tingkah laku. Allah mencipatakan kita dengan segala perbedaannya sebagai wujud keagungan dan kekuasaan-Nya.

Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu merupakan hal yang wajar, sehingga kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap yang wajar dan adil. Karena bisa jadi sesuatu yang tadinya kecil, tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi hal yang besar. Itulah perbedaan. Tak ada yang dapat membedakan kita dengan orang lain, kecuali karena ketakwaannya kepada Allah SWT (QS. Al_Hujurat <49>:13)
Perbedaan bangsa, suku, bahasa, adat, dan kebiasaan menjadi satu paket ketika Allah menciptakan manusia, sehingga manusia dapat saling mengenal satu sama lainnya. Sekali lagi . tak ada yang dapat membedakan kecuali ketakwaannya.

Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu kita tumbuh kembangkan agar pergaulan kita dengan sesama muslim menjadi sesuatu yang indah sehingga mewujudkan ukhuwah islamiyah. Tiga kunci utama untuk mewujudkannya yaitu ta’aruf, tafahum, dan ta’awun. Inilah tiga kunci utama yang harus kita lakukan dalam pergaulan. Ta’aruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika kita akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan ta’aruf kita dapat membedakan sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang. Tafahum atau memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan ketika kita bergaul dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang pastikan kita tahu juga semua yang ia sukai dan yang ia benci. Inilah bagian terpenting dalam pergaulan. 
Dengan memahami kita dapat memilah dan memilih siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan siapa yang harus kita jauhi, karena mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan oleh agama teman dekat kita. Masih ingat ,”Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul dengan penjual minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap kita bersama dengannya. Sedang bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul dengan tukang pandai besi yang akan memberikan bau asap besi ketika kita bersamanya.” Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga sebaliknya, ketika kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan membawa kepada keburukan perilaku (akhlakul majmumah). Setelah mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika belum tumbuh sikap ta’awun (saling menolong). Karena inilah sesungguhnya yang akan menumbuhkan rasa cinta pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Rasullulloh SAW telah mengatakan bahwa bukan termasuk umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang lain.  Ta’aruf, tafahum , dan ta’awun telah menjadi bagian penting yang harus kita lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah. Ikhlas harus menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan saling menolong. Selain itu, tumbuhkan rasa cinta dan benci karena Allah. Karena cinta dan benci karena Allah akan mendatangkan keridhaan Allah dan seluruh makhluknya.

Adapun syarat-syarat persahabatan dalam Islam adalah sebagai berikut.

1.Kemurnian persahabatan dan memilih orang yang memenuhi kriteria
a. Berakal sehat
b.Beragama dengan benar
c. Berakhlak terpuji

2.Menghindari persahabatan dengan orang bodoh dan orang fasik.

3.Ikhlas dalam persahabatan semata-mata untuk mencari ridho Allah.

4. Menyampaikan rasa cinta kepada sahabat karena Allah agar persahabatannya menjadi semakin erat.

5.Berkenalan sebelum bersahabat.

6.Memperlakukan sahabat seperti diri sendiri dalam cinta dan kebaikan.
 
7.Memperbanyak tawashul, saling menasihati, saling berbuat baik, dan saling berkunjung karena Allah.

8.Bersegera dalam menolong sahabat baik dengan diri maupun harta untuk melepaskan kesulitan yang menimpa sahabat.

9.Berlaku adil dalam mencintai, tidak berlebih-lebihan dalam memuji, bersikap wajar dalam bermu’amalah, serta senantiasa menjunjung syari’at dalam bermukholathoh.

10. Saling memberikan hadiah pada even-even tertentu.

11. Memulai sapaan dengan salam dan menjabat tangannya setiap kali bertemu.

12. Menghindari caci maki, ghibah, hasad, kebencian, dan buruk sangka.

13. Menjaga rahasia yang tersimpan dalam persahabatan dan tidak menyebarkannya.

14. Menunaikan hak-hak sahabat. Hak-hak sahabat itu sangat banyak. Seorang ulama’ mengatakan bahwa adab seseorang dengan saudaranya adalah tidak berburuk sangka, tidak menzhaliminya,mendoakannya, meminta doa darinya, bersabar dalam persahabatan

Referensi:  http://mentoringsma11jogja.wordpress.com/2010/08/24/materi-mentoring-jumat-27-agustus-2010/#more-19

0 komentar:

Posting Komentar